Breaking

Jumat, 22 November 2019

Benny Wenda Dan Okto Motte Dipermalukan Di KTT MSG Ke 21

Sebuah surat kabar lokal Papua memberitakan sebuah kabar yang tidak berdasarkan kenyataan yang terjadi sesungguhnya, kabar tersebut tentang KTT MSG Ke 21 yang diselenggarakan di PNG pada 10-15 Februari 2018. Surat kabar yang dipimpin oleh jurnalis senior (VM) tersebut yang mengabarkan bahwa ULMWP sudah mulai ada progress di KTT MSG Ke 21 adalah sebuah kebohongan publik.
.
Dalam surat kabar tersebut disebutkan bahwa ULMWP akan segera bergabung menjadi anggota dari MSG, kenyataannya MSG justru akan merancang sebuah persyaratan yang sangat tidak mungkin dapat dipenuhi oleh ULMWP.

2
.
Salah satu rancangan persyaratannya adalah Nationhood, yang hanya berlaku utk Negara, sedangkan ULMWP bukanlah sebuah Negara. Selanjutnya Contribution, yaitu bukan hanya mengumpulkan uang tetapi berkontribusi dalam membangun perekonomian Negara, dan masih banyak lagi persyaratan yang lain yang sampai saat ini ULMWP tidak satupun telah memenuhi beberapa persyaratan tersebut.
.
Perihal pidato yang disampaikan oleh Benny Wenda dan Okto Motte pada beberapa kesempatan KTT MSG kemarin ternyata bukan sebagai delegasi anggota MSG, namun hanya sebagai observer, Benny Wenda dan Okto Motte hanya diberikan waktu 5 menit saja untuk menyampaikan pendapatnya.
.
Bahkan Benny Wenda, Okto Motte dan Rex Rumakiek sempat di hentikan pidatonya oleh seluruh delegasi karena sudah menyimpang dari topik yang harusnya dibicarakan, menurut penuturan dari Dubes Fiji, Benny Wenda, Okto Motte dan Rex Rumakiek diminta turun dari podium ketika sudah mulai membahas tentang Asmat, tentunya hal tersebut adalah sebuah momen yang sangat memalukan bagi ULMWP.
.
Menhan Fiji menjelaskan bahwa perilaku kader-kader ULMWP selama melakukan kampanye dan konsolidasi selalu berbuat kurang ajar, dan melanggar norma-norma kepatutan dalam berkonsolidasi.
.
Sejauh ini, sudah 3 negara kawasan Pasifik yang menentang kampanye kelompok ULMWP dan mendukung pembangunan Papua oleh pemerintah Indonesia diantaranya Nauru, Fiji dan PNG.
.
Masyarakat Papua terutama para Mahasiswa seharusnya sudah lebih paham dan cerdas menanggapi sebuah berita, karena saat ini seluruh delegasi MSG sedang menyusun sebuah kerjasama dengan Indonesia untuk mendukung pembangunan Papua.
.
Hal tersebut di tegaskan oleh Perdana Menteri PNG, Peter O’Neill, bahwa MSG akan lebih fokus kepada hal-hal yang prinsipil seperti kerjasama ekonomi, pendidikan, dan industri. MSG tidak akan pernah membahas sebuah topic yang tidak membangun apalagi membahas separatisme, karena MSG di dasari dengan prinsip persatuan.
(*kitorangpapuanews*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar