Breaking

Selasa, 19 November 2019

Tahun Ini Kota Jayapura Bebas Dari Tuna Aksara

Janji Jokowi untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) di Papua kini mulai terbukti. Angka buta aksara di Kota Jayapura terus menurun dari tahun ke tahun dan sekarang tinggal 0,07 persen. Pemkot Jayapura optimistis tahun ini bisa bebas dari buta aksara.
.
Seorang warga, Jely Wonda, mengatakan merasa sangat bersyukur bisa mengikuti kegiatan pendidikan keaksaraan karena sebelumnya tidak pernah mengalami proses belajar berhitung, menulis, dan membaca.


.
“Yang dulunya hanya ke kebun dan pasar lalu balik lagi ke rumah tapi sekarang ada kegiatan tambahan yang membuat pintar, dari tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung sekarang sudah bisa,” ujarnya.
.
Hingga kini Pemerintah Kota Jayapura terus berupaya menurunkan angka tuna aksara. Upaya tersebut cukup berhasil. Pada 2009 angka tuna aksara di Kota Jayapura 0,77 persen dan pada 2017 tercatat angka melek aksara sudah mencapai 99,93 persen atau buta aksara hanya tinggal 0,07 persen.
.
Kepala Seksi Keaksaraan Kesetaraan dan Pendidikan Keluarga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Nur Jaya, mengatakan aksara merupakan sarana yang mengantar cakrawala pengetahuan dan peradaban suatu bangsa, karena aksara membentuk wacana yang dapat dikenali, dipahami, dan diterapkan dari generasi ke generasi.
.
“Penuntasan angka buta aksara di Kota Jayapura sudah mencapai 99,93 persen, tersisa 0,07 persen usia 15-60 tahun, yang harus kami tuntaskan. Ini menunjukkan keseriusan dan perhatian besar pemerintah Kota Jayapura untuk menuntaskan buta aksara,” ujarnya.
.
Hal itu terwujud karena adanya kerjasama semua pihak. Salah satu langkah awal untuk antisipasi, katanya, adalah dengan melibatkan semua pihak agar target zero tuna aksara di Kota Jayapura pada 2019 bisa terealisasi.
.
Selain itu juga berkat adanya program sosialisasi kepada semua elemen masyarakat. Tujuan sosialisasi akselerasi penuntasan buta aksara adalah menyebarluaskan informasi tentang pentingnya penuntasan buta aksara, mengajak semua elemen masyarakat untuk turut serta dalam program penuntasan buta akasara.
.
Warga di Kota Jayapura diajak terus termotivasi untuk belajar, karena jika tidak bisa membaca dunia akan gelap. Dengan bisa membaca, sudah pasti bisa berhitung dan menulis. Semua elemen masyarakat diminta untuk pro aktif mendeteksi dini masyarakat yang masih buta aksara.
.
Seorang tutor di PKBM GILGAL, Dok 8 Atas, Maria Sanabuki, mengatakan warga khususnya Orang Asli Papua (OAP) sangat antusias datang belajar karena mempunyai kerinduan ingin bisa membaca, menulis, dan berhitung.
.
“Yang paling utama mereka ingin bisa membaca Al-Kitab dan bisa mengajarkan anak-anak mereka di usia dini. Jumlah peserta belajar pada kami ada 60 orang yang aktif dari 100 lebih peserta,” katanya.
.
Proses belajar-mengajar yang diajarkan di PKBM GILGAL, lanjut Sanabuki, pembelajaran keaksaraan dasar bagi yang belum bisa baca, menulis, dan berhitung. Lalu, tahap selanjutnya dengan mengajarkan terkait kondisi lingkungan terkait aktivitas sehari-hari, seperti berkebun dan berjualan ke pasar.
.
“Proses belajar-mengajar satu minggu tiga kali kami berikan dan itu dilakukan pada sore hari, warga belajar saya penduduk asli Papua dan itu semuanya orang pegunungan, kami bertekad menuntaskan buta aksara,” ujarnya.
.
Pamong belajar di Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD Dikmas) Wilayah Papua dan Papua Barat, Trifaturohman, mengajak Pemkot Jayapura untuk terus memacu kinerja dalam pelayanan sehingga warga yang sudah bisa membaca, berhitung, dan menulis tidak lupa dengan yang sudah diajarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar