Breaking

Kamis, 12 Desember 2019

Indonesia Pasang Prasasti di Perbatasan Raja Ampat dan Negara Palau

Indonesia Pasang Prasasti di Perbatasan Raja Ampat dan Negara Palau

Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan telah memasang dua prasasti di Pulau Fani, Raja Ampat, untuk mempertegas batas wilayah antara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Republik Palau. "Pemasangan prasasti Bhinneka Tunggal Ika dan prasasti batas negara di wilayah Distrik Kepulauan Ayau itu dilakukan pada Sabtu (7/12)," kata Gubernur Dominggus Mandacan di Manokwari, Senin.
.
Gubernur Dominggus didampingi Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau, Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Hery Rudolf Nahak, Sekretaris Utama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Sujahar Diantoro, dan Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati.
.
“Ini sebagai bukti bahwa Pemerintah Provinsi Papua Barat menjaga NKRI. Kita jaga daerah perbatasan dengan negara Palau,” katanya.  Pulau Fani merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Prasasti dipasang untuk mencegah agar tidak dicaplok negara lain.
.
“Sudah ada pengalaman yang terjadi terhadap sejumlah pulau terluar Indonesia yang dicaplok negara-negara tetangga, sehingga perlu pemancangan ini dibuat, karena menurut cerita masyarakat Raja Ampat, orang-orang dari negara Palau datang ke Pulau Fani," katanya. Dominggus Mandacan juga berpesan pada pasukan TNI-AL yang bertugas di Pos AL Pulau Fani dan masyarakat di Distrik Kepulauan Ayau agar menjaga kedaulatan NKRI di batas terluar negara Indonesia.
.
Usai memasang prasasti, gubernur bersama rombongan menyempatkan waktu berkunjung ke Kampung Ruthum Distrik Kepulauan Ayau. Ruthum merupakan salah satu kampung terluar di Papua Barat yang dihuni oleh 331 kepala keluarga dengan total jumlah penduduk sebanyak 1.407 jiwa.
.
"Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati menegaskan Kepulauan Ayau selama ini aman. Masyarakat pun setia untuk mempertahankan kedaulatan NKRI di wilayah tersebut," kata gubernur. Gubernur menambahkan penjagaan di wilayah tersebut selama ini belum didukung dengan fasilitas yang memadai. Ia berharap pemerintah pusat melengkapi fasilitas yang dibutuhkan TNI di kepulauan tersebut.
.
"Alutsista perairan sangat dibutuhkan, begitu juga peralatan pendukung lainnya. Dari cerita personel TNI di sana pernah ada drone asing terbang di atas Kepulauan Ayau. Kita harus perketat tidak boleh lengah," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar