Breaking

Kamis, 26 Desember 2019

Ulat Sagu Bisa Jadi Sajian Lezat Selama PON 2020

Ulat Sagu Bisa Jadi Sajian Lezat Selama PON 2020
Menjelang perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tahun 2020 di Kabupaten Jayapura nanti, masyarakat Kabupaten Jayapura berinisiatif menyambut para tamu PON dengan kuliner khas Sentani di Kabupaten Jayapura, seperti masakan ulat sagu yang memiliki kelezatan tersendiri.
.
Menurut Naftali Felle, ketua kelompok pengerajin gerabah tradisional Kampung Abar, Jayapura, Papua memiliki banyak jenis makanan yang terkait sagu. Sagu merupakan bahan makanan pokok masyarakat Papua.
.
"Papua punya Danau Sentani sebagai destinasi wisata, untuk kulinernya, Sentani juga miliki banyak jenisnya, terutama berkaitan sagu. Jadi selain makanan berbahan sagu, seperti papeda, bubur sagu, sagu panggang, dan kue sagu.” Kata Naftali.
.
Selain itu mereka juga punya ulat sagu yang memiliki citra rasa lezat. Menurut Naftali, masyarakat di Kampung Abar siap menyajikan ulat sagu yang diolah dengan dipanggang maupun dimakan langsung dalam perhelatan PON Papua nanti.
.
“Ulat sagu dikonsumsi masyarakat Sentani, baik mentah maupun diolah dengan dibakar. Ulat sagu yang masih segar baru diambil dari batang pohon sagu, memiliki rasa yang gurih dan sedikit beraroma sagu. Ketika digigit, dari perut ulat sagu akan mengeluarkan cairan yang memiliki rasa manis dan gurih,” jelas Naftali.
.
Selain kulinernya yang beranekaragam, kata Naftali, pengunjung wisata maupun peserta PON Papua juga bisa mengolah sendiri makanan berbahan baku sagu. “Berkunjung ke Sentani, jangan hanya cari kulinernya saja. Tapi lihat juga cara pengolahannya. Dengan pengalaman cara pengolahannya, menjadikan pengalaman kuliner kita akan terasa lengkap,” terangnya.
.
Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menjelaskan, ulat sagu merupakan kuliner favorit sejak masa pra sejarah, temuan arkeologi berupa pecahan gerabah di situs-situs di kawasan Danau Sentani membuktikan bahwa manusia pada masa prasejarah sudah mengolah kuliner berbahan sagu.
.
Ulat sagu ini sebenarnya adalah larva kumbang penggerek Rhynchophorus ferrugineus. Ulat sagu memiliki kandungan protein tetapi sebagian besar adalah lemak. Ulat sagu menjadi menu tambahan bagi masyarakat pesisir Papua, karena tak setiap saat akan dijumpai ulat ini. “Untuk 100 gram ulat sagu, mengandung 181 kalori dengan 6,1 gram protein dan 13,1 gram lemak,” kata Hari.
.
Berkaitan dengan kuliner khas yang akan disajikan bagi tamu PON XX Papua tahun 2020, kata Hari, ulat sagu perlu diolah secara kreatif dan variatif. Sehingga diharapkan dapat menghilangkan atau bisa mengurangi rasa jijik bagi yang belum pernah memakannya.
.
Hari berharap pemerintah daerah terkait perlu melakukan pelatihan pada mama-mama (kaum peremouan atau ibu-ibu) masyarakat Sentani agar bisa menyajikan ulat sagu yang lebih kekinian. Pelatihan ini bisa mengundang chief hotel atau restauran, bisa juga melibatkan komunitas Papua Jungle Chief.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar