Breaking

Rabu, 26 Februari 2020

Pesan Kapolda Papua Kepada Perwakilan mahasiswa Papua eksodus

Pesan Kapolda Papua Kepada Perwakilan mahasiswa Papua eksodus

Polda Papua Irjen Pol Paulus Waterpow mengingatkan kepada para mahasiswa eksodus asal Papua, untuk membangun Papua dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan profesional. Jadi jangan sampai kalian para mahasiswa putus dalam menuntut ilmu, karena Papua butuh kalian.

"Mahasiswa putus sekolah tak ada yang bisa diharapkan, sebab untuk membangun Papua dibutuhkan sumber daya manusia yang handal. Jangan terpengaruh dengan pihak yang sengaja mengajak mahasiswa untuk tetap bertahan," katanya.

Diketahui Empat orang perwakilan mahasiswa menyatakan ingin kembali melanjutkan kuliah ke kota studi masing-masing. Saat bertemu Kapolda Papua, perwakilan mahasiswa ini mengadu tentang kondisinya.

Raymon Nerigi, salah satu mahasiswa Papua eksodus menyebutkan  tersisa 200 orang mahasiswa dari sebelumnya terdapat 900 orang mahasiswa eksodus yang bertahan di Timika sejak Agustus 2019.

"Sampai hari ini, pemerintah tidak melihat keberadaan kami, padahal pemerintah adalah orangtua bagi kami. Kami bingung mau buat apa," jelasnya, Kamis (20/2) di Timika.

Raymon mengaku mahasiswa Papua eksodus telah tiga kali menyampaikan aspirasi kepada pemerintah, bahkan dalam menyampaikan aspirasi selalu nyaris bentrok dengan kepolisian.

"Kami ingin mendengar sendiri, apa langkah yang akan diambil pemerintah," katanya.

Raymon menyebutkan sebagian mahasiswa yang kembali ke kota studi asal, berangkat pakai dana pribadi. Terakhir ada sekitar 45 orang mahasiswa yang kembali ke kampusnya dengan bantuan Yoris Raweyai, anggota DPD RI perwakilan Papua.

Tak hanya itu saja, banyak mahasiswa eksodus memilih menetap di Papua dan menikah. Mahasiswa eksodus di Timika sudah pecah menjadi dua kelompok. Ada yang kembali ke kampusnya dan ada mahasiswa eksodus yang yang ikut gabung simpatisan kelompok Papua merdeka. dan mereka sudah beda pendapat.

Kapolda Papua berharap dengan komunikasi yang baik, akan ditemukan solusi memulangkan mahasiswa eksodus untuk kembali kuliah.
Pada Agustus 2019, lebih dari 2.000 mahasiswa eksodus kembali ke Papua dan meninggalkan kota studinya, karena dipicu masalah rasisme di Surabaya.

Pasca mahasiswa eksodus kembali ke Papua, terjadi kerusuhan pada sejumlah tempat, Kepolsian menduga mahasiswa eksodus menjadi dalang kerusuhan di Papua yang berafiliasi dengan kelompok Papua merdeka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar