Breaking

Senin, 03 Februari 2020

Rumah Adat Honai Khas Papua Terus Dilestarikan

Rumah Adat Honai Khas Papua Terus Dilestarikan

Rumah adat Honai mulai jarang terlihat, namun Pemda Puncak Jaya berusaha melestarikan rumah adat tersebut sebagai upaya menjaga budaya masyarakat setempat. Keberadaaan Rumah Honai dapat ditemukan di lembah-lembah dan pegunungan di Papua, terutama di ketinggian 1.600 – 1.700 meter di atas permukaan laut.
.
Sebagai upaya menjaga budaya masyarakat setempat, keberadaan rumah adat khas Papua tepatnya di Puncak Jaya terus dilestarikan. Rumah Honai dikenal sebagai rumah adat masyarakat Papua. Padahal aslinya rumah honai merupakan rumah adat Suku Dani.
.
Bentuk fisiknya agak merucut dengan atap berbahan jerami atau rumput biasa. Meskipun terlihat sederhana, namun rumah honai memiliki ketangguhan dalam hal sirkulasi udara.
.
Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut. Rumah ini sengaja dibangun sempit dan kecil bahkan tidak berjendel dengan tujuan untuk menahan hawa dingin di pengunungan Papua.
.
Suku Dani tinggal di lembah-lembah yang bersuhu sangat dingin. Untuk itu rumah honai dibangun dengan tinggi hanya berkisar 2,5 sampai 5 meter. Jendela rumah honai pun rata-rata hanya ada satu. Bahkan beberapa rumah tidak memiliki jendela. Gunanya sama, agar udara hangat terperangkap di dalam rumah.
.
Selain itu, pintu rumah harus menghadap arah matahari terbit atau terbenam. Hal ini berbeda dengan rumah khas perkotaan yang relatif dibangun dengan atap tinggi untuk menangkap angin agar suhu lebih dingin karena cuaca yang cukup panas.
.
Dalam kepercayaan masyarakat setempat, penempatan pintu ini berfungsi agar para pria Dani bersiap jika musuh datang. Namun, jika dikaji dengan lebih ilmiah, penempatan pintu di Timur atau Barat ini bertujuan agar ruangan di dalam rumah mampu menangkap panasnya sang surya. Panas itu masuk ke dalam rumah untuk menghangatkan penghuni rumah honai di saat malam.
.
Nama “honai” sendiri berasal dari dua kata yaitu hun berarti laki-laki dan ai berarti rumah. Sesuai dengan artinya, honai merupakan rumah khusus untuk pria dewasa. Satu rumah biasa dihuni hingga 10 pria.
.
Rumah para pria ini hanya memiliki satu ruangan dengan dua lantai. Di tengah ruangan ada api unggun sebagai sumber panas di malam hari. Lantai bagian atas biasa digunakan untuk tidur para pria. Di bagian bawah rumah honai, biasanya dijadikan tempat penyimpanan alat-alat perang, bahkan tempat mumi para leluhur Dani. Para pria dewasa juga biasa berkumpul di ruangan tersebut.
.
Sedangkan untuk kaum wanita, Suku Dani mengenal rumah adat lain yang bernama “ebe’ai” atau sering disebut rumah ebai.  Tidak hanya menjadi tempat beristirahat para wanita dan anak-anak Suku Dani, rumah ebai juga menjadi tempat untuk mendidik anak-anak perempuan Suku Dani. Hingga menjadi tempat untuk berhubungan suami istri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar