Breaking

Sabtu, 08 Agustus 2020

Tanggapan Tokoh Adat Papua Terkait Otonomi Khusus



Berakhirnya Otonomi Khusus (Otsus) di tahun 2021 menimbulkan banyak pihak di Papua bersuara. Baik dari kalangan Pejabat, tokoh intelektual bahkan masyarakat biasa ikut berkomentar tentang program yang diperuntukkan bagi masyarakat Asli Papua itu.

Otsus sendiri jika dihitung-hitung telah berjalan kurang lebih 17 tahun, dimana usia itu merupakan waktu yang cukup lama untuk menjalankan suatu kebijakan yang saat ini dinilai dengan pandangan berbeda.

Ada yang menilai Otsus telah gagal dan ada pula yang menilai Otsus tidak gagal tapi itulah pandangan dari berbagai pihak saat ini, yang mana pada akhirnya perdebatan itu membuat beberapa tokoh adat Papua angkat suara.

Salah satu yang ikut memberikan penilaian terhadap Otsus datang dari Ketua Lembaga Adat Keerom yang juga menjabat Anggota DPRD Kabupaten Keerom, Bonifasius Moenda.

Dirinya menilai Otsus perlu dilanjutkan namun harus terlebih dahulu di kaji serta direfisi pasal-pasalnya sehingga program tersebut dapat benar-benar bermanfaat bagi kelangsungan hidup rakyat Papua.

“Otsus harus tetap berjalan, tetapi perlu dilakukan pengkajian dan refisi terhadap Pasal dan ayat-ayat dalam Undang-Undang Otsus, sehingga dana Otsus dapat menyentuh rakyat, ” ujar Bonifasius saat ditemui di kediamannya, Jumat (7/8) pagi.

Dirinya berharap agar pemerintah pusat dapat serius mendorong dan pengakomodir pengelolaan Otsus sehingga tidak ada gejolak di masyarakat.

Menurutnya, harus ada sosialisasi dari pemerintah pusat tentang Otsus kepada masyarakat Papua, begitupun dengan penggunaan dana Otsus selama ini harus diperiksa dengan baik dan profesional.

Pihaknya, kata Bonifasius akan bersama-sama meperjuangkan hal ini, supaya kecemburuan sosial dan gejolak-gejolak di Papua bisa mereda.

“Sehingga kita dapat bersama-sama membangun Papua dalam bingkai negara ini,” cetusnya.

Ditempat berbeda, Tokoh adat Papua yang juga Ondofo Kampung Sereh, Yanto Eluay, meminta kepada masyarakat Papua agar mendukung setiap kebijakan maupun langkah-langkah yang diambil serta diputuskan pemerintah pusat dalam rangka mensejahterakan rakyat Papua.

Sehubungan dengan berakhirnya Otsus pada tahun 2021, dirinya mengimbau agar semua masyarakat dapat melihat Otsus dari sisi kesejahteraan masyarakat.

“Harapan saya, kita tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan konflik diantara sesama masyarakat Papua,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Suku Pegunungan Tengah di Kabupaten Kerom, Tiombri Wenda berharap Otsus tetap berlanjut demi pembangunan dan kemajuan Papua.

“Mewakili masyarakat Pegunungan Tengah yang ada di Kabupaten Keerom, saya berharap Otsus Papua tetap berlanjut, demi pembangunan dan kemajuan di Papua,” harapnya.

Dia mengatakan, pihak yang menolak Otsus Papua sama sekali tidak mewakili suara nurani orang papua, mereka adalah musuh masyarakat Papua.

“Sehingga ini saya pertegas agar pihak-pihak yang menolak Otsus dapat sadar dan ikut bersama mendukung Otsus demi kemajuan Papua yang sama-sama kita cintai, ” tukasnya

Senada dengan Tiombri, salah salah satu Tokoh masyarakat pegunungan Tengah wilayah Buper-Waena, Nairon Wenda yang juga selaku Ketua RW XIII Kelurahan Waena menambahkan bahwa pihaknya mendukung agar Otsus tetap dilanjutkan.

“Karena kami masih membutuhkan pembangunan. Bagi yang menolak Otsus kami tidak setuju, karena kami masih ingin pembangunan terjadi ditanah ini agar papua tambah maju. NKRI harga mati” tegas Nairon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar