Breaking

Minggu, 04 Oktober 2020

Otsus Hadir untuk Kesejahteraan Rakyat Papua




Kebijakan Otonomi Khusus Papua merupakan titik temu jalan tengah untuk menguatkan integrasi Papua sekaligus jembatan untuk meniti perdamaian dan membangun kesejahteraan di Tanah Papua.

Otsus sendiri masih berlangsung sesuai UU Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Sejauh ini, sejak dilaksanakan selama 20 tahun, besaran dana Otsus untuk Papua mencapai Rp126,9 triliun yang difokuskan terutama 30% untuk sektor pendidikan dan 15% untuk sektor kesehatan dan gizi.

Besaran dana Otsus tersebut menunjukkan komitmen Pemerintah RI untuk pembangunan Papua. Melalui Otsus, Orang Asli Papua juga menjadi syarat sebagai kepala daerah berdasarkan pasal 12 pada UU 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, Gubernur dan Wakil Gubernur wajib orang asli Papua (OAP).

Tidak dapat dimungkiri ada kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaan Otsus. Yang diperlukan Papua dan Papua Barat di masa depan adalah meningkatkan akuntabilitas serta transparansi Otsus agar memberi manfaat kesejahteraan bagi rakyat Papua Otonomi Khusus Papua dan Kesejahteraan Orang Asli Papua.

Sejauh ini pelaksanaan Otsus memang ada yang menggembirakan. Namun, tentu saja masih ada yang harus diperbaiki. Jika pun ada yang kurang, semua pihak mestinya bersama-sama memperbaiki.

Staf khusus Presiden Joko Widodo, Billy Mambrasar, menjelaskan, dari survei dengan sampel 500 orang milenial Papua, pandangan mereka sejalan bahwa Otsus merupakan proses dan perlu perbaikan yang terus menerus. Misal, penggunaan anggaran yang harus diperbaiki.

Ia menyebut, Otsus merupakan proses membangun jiwa raga. Karena itu, hal baik yang sudah didapat dari Otsus, seperti ke sektor pendidikan yang merupakan investasi sumber daya manusia, terus ditingkatkan. Di sisi lain, ia sepakat bahwa agar makin baik perlu dengarkan aspirasi dari AOP agar Otsus bisa berjalan lebih baik.

Sementara, musisi Edo Kondologit melihat, masalah Papua saat ini sangat kompleks. Otsus sebenarnya dilakukan tujuannya untuk kesejahteraan, meningkatkan taraf hidup meningkat. Kalau pun masih ada penilaian Otsus gagal, menurut dia, karena sebagian pihak juga terlalu banyak bersandiwara.

Ibarat kata, dalam satu rumah besar Indonesia, masih ada sebagian yang menilai bahwa ketidakadilan menjadi pemicu utama. Ia mendorong, semua pihak, para tokoh adat, tokoh politik kompeten Papua, hadir duduk bersama-sama membahas masa depan Papua agar lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar