Breaking

Selasa, 26 Mei 2020

Berkebun massal untuk mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri

Berkebun massal untuk mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri

Lebih dari dua juta warga Papua dan Papua Barat terancam kelaparan jika pengiriman logistik dari luar daerah, khususnya beras, terganggu pada masa pandemi virus corona (Covid-19).

Untuk mencegah hal itu, sejumlah warga melakukan kegiatan berkebun massal untuk mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri.

Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat masing-masing mengatakan hingga kini stok pangan masih aman. Namun, warga disarankan untuk memanfaatkan pekarangan untuk berkebun demi ketahanan pangan di masa pandemi.

"Saya minta kabupaten dan kota untuk sosialisasi, manfaatkan pekarangan terutama yang di desa-desa," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Semuel Siriwa.

Sudah beberapa minggu belakangan, warga Distrik Wouma, Jayawijaya, sibuk menyiapkan kebun untuk ditanami bahan pangan.

Mereka berencana menanam tanaman pangan khas Papua, yakni petatas (ubi), keladi (bete), singkong, serta sayuran.

"Sebelumnya, banyak yang main togel, judi, di pasar. Sekarang setelah pandemi harus berkebun untuk mencegah rawan pangan dan kelaparan," ujar Raimondus Mote, 38, warga distrik Wouma yang ikut berkebun.

Kegiatan berkebun massal itu sebelumnya sudah diarahkan oleh kepala distrik. Gerakan berkebun massal juga dilakukan di Timika, Papua.

Sebelum pandemi Covid-19, hari-hari warga biasanya disibukkan oleh bisnisnya menyewakan peralatan untuk pesta, seperti kursi juga tenda.

Namun, tiga bulan belakangan ini, setelah pemerintah menetapkan aturan pembatasan sosial, otomatis usahanya tak beroperasi.

Tanpa kesibukan seperti biasa, warga menyibukkan diri di pekarangan rumahnya untuk berkebun, tradisi yang disebutnya diajarkannya oleh orang tuanya. Baginya berkebun membantunya menghemat di tengah masa sulit tanpa pemasukan.

Agus Sumule, dosen Fakultas Pertanian Universitas Papua di Manokwari mengatakan, sebanyak 51% warga di Papua dan 75% di Papua Barat menggantungkan hidup pada bahan pangan yang datang dari luar tanah Papua, khususnya beras.

Jika ada gangguan logistik pangan akibat pandemi, menurut perhitungan Agus Sumule, sekitar 2,4 juta masyarakat di kedua provinsi itu "terancam kelaparan".

Maka, ujar Agus, menanam adalah salah satu cara mengantisipasi kelaparan dan kesulitan pangan. "Saya katakan, jangan tunda, harus segera menanam," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar